Jangan ketinggalan menyaksikan festival Cap Go Meh Di Singkawang yang merupakan bentuk akulturasi budaya.
Menyaksikan festival Cap Go Meh Di Singkawang
Kota Singkawang seringkali disebut sebagai Hong Kong di Indonesia karena mayoritas masyarakatnya yang keturunan Tionghoa serta memeluk keyakinan Buddha serta Khonghuchu. Inilah sebabnya kota Singkawang cocok sekali menjadi destinasi liburan Anda bila ingin menyaksikan dari dekat festival-festival yang mencerminkan akulturasi budaya lokal dan tradisi Tionghoa. Salah satunya adalah Cap Go Meh Di Singkawang yang juga menjadi atraksi wisata andalan kota tersebut.
Atraksi wisata festival Cap Go Meh Di Singkawang
Festival ini secara teratur diselenggarakan sebagai daya tarik wisata sejak tahun 2009. Menjelang perayaan Imlek serta Cap Go Meh, hotel-hotel di Singkawang selalu penuh oleh wisatawan mancanegara serta turis lokal. Mayoritas masyarakat setempat juga menjadikan momen-momen tersebut untuk mudik dan melepas rindu bersama keluarga.
Di tahun 2014 festival tersebut bahkan sukses menyabet penghargaan pada kategori Wonderful of the World (WOW) dalam ajang The Real WOW yang digelar oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Markplus. Sementara pada tahun 2017 lalu festival tersebut dilaksanakan hingga 3 hari berturut-turut yaitu pada 9, 10, dan 11 februari yang diawali dengan Pawai Lampion dan Mobil Hias, bersih-bersih kota, serta pawai Cap Go Meh.
Tradisi Cap Go Meh Di Singkawang yang paling populer adalah Pawai Tatung yang merupakan perpaduan dari kultur Dayak serta Tionghoa. Acara tersebut juga cocok sekali menjadi ajang berfoto atau sumber obyek foto bagi penggemar fotografi. Jadi sebelum ketinggalan acara seru yang akan diselenggarakan di bulan maret ini jangan tunda untuk segera melakukan reservasi untuk transportasi dan akomodasi Anda.
Tentu saja acara Pawai Tatung tersebut tak ada dalam tradisi Cap Go Meh di RRC karena merupakan bentuk akulturasi kebudayaan Tionghoa dan Dayak. Pada pawai tersebut mereka yang terlibat dalam acara akan mengalami trans atau kesurupan dan melakukan atraksi dengan menusuk-nusuk tubuh menggunakan benda tajam atau senjata. Hebatnya, tak setetes darah pun mengucur dari aktivitas tersebut.
Cap Go Meh Di Singkawang kini telah menjadi festival berskala internasional sehingga jumlah peserta pawai semakin bertambah hingga ratusan orang. Di tahun lalu terhitung ada 567 tatung yang beratraksi untuk menghibur penonton. Bila dahulu yang boleh menjadi Tatung hanyalah laki-laki tetapi sekarang ini semakin banyak wanita yang juga melakukan atraksi hebat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa acara Cap Go Meh di kota Singkawang ini memang telah identik dengan pawai Tatung.
Mengenal tradisi Cap Go Meh Di Singkawang
Perayaan Cap Go Meh umumnya digelar sekitar dua minggu setelah Tahun Baru Imlek dan walaupun sebagian besar dari kita mengetahui festival tersebut namun jarang yang mengetahui maknanya. Saat Cap Go Meh masyarakat Tionghoa di tanah air biasanya berkumpul bersama keluarga dan membawa persembahan kue keranjang serta melakukan sembahyang serta mengucap syukur dan berharap keselamatan.
Ada kepercayaan bahwa anak kecil wajib memakan kue keranjang ini agar tak terkena penyakit mata. Kue yang bentuknya seperti dodol tersebut dapat dikonsumsi secara langsung atau digoreng terlebih dahulu. Cap Go Meh juga diyakini sebagai perayaan untuk menghormati Dewa Thai Yi atau dewa tertinggi di langit pada masa kekuasaan Dinasti Han. Tak hanya di saat merayakan tahun baru Imlek, pada Cap Go Meh Di Singkawang juga diramaikan dengan tarian Barongsai dan naga Liong.
Nah, semoga informasi di atas dapat menjadi inspirasi liburan Anda.