+6285252532009

Tugu Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa pontianak

Tugu Khatulistiwa (Pontianak)

Tugu Khatulistiwa terletak sekitar 5 km sebelah utara Kota Pontianak, yaitu sebuah monumen terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tongga bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.

Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch-Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebagai berikut :
a. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
b. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.
c. Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.
d. Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991. Fenomena alam yang unik dapat disaksikan dua kali dalam setahun yaitu pada setiap tanggal 21-23 Maret pada bulan Maret dan September. Pada tanggal tersebut pada saat tengah hari semua benda yang berada disekitar tugu tidak memiliki bayangan sama sekali. Puncak kulminasi matahari dapat disaksilan hanya selama 5-10 menit. Saat ini tugu khatulistiwa dijadikan icon wisata oleh Kota Pontianak.bagi yang hobby travelling bisa datang ke kota pontianak. akomodami yang di siapkan di pontianak juga bermacam ragam seperti : rental mobil pontianak,taxi,bus dll.

alun-alun kapuas

Taman Alun-Alun Kapuas (Pontianak)

Taman alun alun kapuas satu diantara tempat wisata yang ada di kota pontianak. Taman Alun-alun kapuas terletak Jalan Rahadi Usman atau di depan kantor Walikota Pontianak. Taman Alun-Alun Kapuas merupakan salah satu “open public space” yang cukup populer di kota Pontianak. Alun-Alun Kapuas ini berada dipinggir tepian Sungai Kapuas. Dengan memiliki air mancur dan replika Tugu Khatulistiwa.

Luas Taman Alun-alun Kapuas saat ini sekitar tiga hektare. Dibangun sudah sejak zaman dulu, namun renovasi dilakukan pada tahun 1999. Saat ini pemerintah kota Pontianak terus melakukan pembenahan agar Taman Alun-Alun Kapuas dapat memberikan kenyaman bagi pengunjung. Satu diantaranya penyediaan tempat sampah, pos pengamanan dan pemasangan CCTV. Selain itu, pada taman ini para pedagang yang bukan pedagang kuliner tidak diperkenankan berjualan. Tujuan dari pelarangan tersebut agar taman dapat tertata dengan rapi dan dapat memberikan kenyaman bagi pengunjung. Karena taman ini merupakan tempat wisata keluarga dan pedagang yang berjualan khusus pedagang kuliner saja.

Taman Alun Alun Kapuas Pontianak – Belum lengkap rasanya menginjakkan kaki di kota Pontianak kalau belum mampir disini. Salah satu tongkrongan favorit masyarakat Pontianak menjelang senja hingga tengah malam di pinggiran sungai kapuas. Foto di ambil jam 18.00 Wib di hari berbeda.

Apabila mengunjungi taman Alun-Alun Kapuas pada sore hari, maka pengunjung dapat merasakan lembutnya hembusan angin dari Sungai Kapuas. Selain dapat menikmati terbenamnya matahari, pengunjung yang berada di taman ini juga dapat melihat aktivitas disekitar Sungai Kapuas. Seperti masyarakat yang menggunakan sampan, penyebrangan feri. Karena disebelah taman Alun-Alun Kapuas terdapat feri penyebrangan ke Pontianak Utara.  Di Taman Alun-Alun Kapuas ini juga dijadikan tempat pelaksanaan berbagai event. Seperti Lomba Meriam Karbit, Lomba Layang-Layang,Lomba sampan dayung,Festival Budaya Bumi Khatulistiwa, dan berbagai event lainnya yang berkaitan dengan kebudayaan dan pariwisata yang ada di kota pontianak.

Pantai pasir panjang singkawang

Pasir Panjang (Singkawang)

Pantai Pasir Panjang telah lama menjadi tempat rekreasi yang terkenal di Kalimantan Barat. Posisinya yang menghadap ke laut Natuna serta didampingi beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain pulau Lemukutan, pulau Kabung dan Pulau Randayan. Perahu-perahu kecil dan speed boat dapat disewa di sini untuk menuju ke pulau-pulau tersebut. Sebagai sebuah tempat rekreasi, obyek wisata ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, antara lain hotel di sekitar pantai, cottage, toko-toko, diskotik dan fasilitas-fasilitas lainnya tersedia bagi wisatawan. Tempat ini sangat cocok bagi orang-orang yang menyukai olahraga renang, memancing, menyelam, dan ski air atau berselancar. Pantai Pasir Panjang berada di Kecamatan Tujuhbelas, hanya 17 km dari pusat kota Singkawang. Kondisi jalan masuk telah beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan roda empat. Sarana transportasi dari dan ke Pasir Panjang berupa kendaraan umum,rental mobil, taksi, minibus maupun kendaraan pribadi. Hamparan pasir putih dan bebatuan yang memanjang disertai hembusan angin dan deburan ombak yang aman sebagai kawasan pemandian, suasana Pasir Panjang akan terasa pada saat matahari terbit dan tenggelam di cakrawala. Dengan ditemani deretan Gunung Besi dan pepohonan yang menaunginya semakin menambah keelokan dan kekhasan wilayah wisata ini. Fasilitas yang lengkap dan nyaman dapat anda rasakan saat berwisata atau berlibur ke pantai Pasir Panjang ini. Mulai penginapan, kolam renang keluarga, tempat bermain anak-anak, warung-warung makan hingga fasilitas olahraga sepertimotorcross, road race dan gokart. Anda dapat pula memancing langsung ke kawasan laut. akomodami yang di siapkan di pontianak juga bermacam ragam seperti : rental mobil pontianak,taxi,bus dll.

taman-kota-bougenville

Taman Bukit Bougenville(Singkawang)

Merupakan taman bunga yang terletak di sebelah selatan, tepatnya di Kelurahan Sijangkung dan berjarak ± 6 km dari pusat kota Singkawang. Posisinya terletak di kaki bukit berlatar belakang Gunung Pasi dan dikelilingi areal hutan dan perkebunan. Taman ini memiliki luas 1,5 ha. Walaupun bunga Bougenville yang menjadi tampilan utama, namun terdapat pula beragam bunga-bunga lainnya dan penataan taman yang asri untuk dapat dinikmati keluarga dan muda-mudi. Fasilitas yang disediakan untuk pengunjung relatif telah memberikan kesan “kenyamanan” untuk dinikmati, mulai dari sarana publik seperti tempat parkir, musholla, pondok-pondok tempat bersantai, rest room, cafetaria, kolam renang mini untuk anak-anak hingga hutan homogen yang dinamakan “Area Super Sejuk” dan dapat digunakan untuk area fotografi pengantin, alam dan sebagainya. Dilengkapi keramahan yang menyapa anda dari tiap ruang hingga sajian menu sesuai selera. akomodami yang di siapkan di pontianak juga bermacam ragam seperti : rental mobil pontianak,taxi,bus dll.

Vihara tri darma

Vihara Tri Dharma Bumi Raya (Singkawang)

Kota Singkawang juga dikenal dengan sebutan kota Seribu Kuil, karena di setiap sudut kota ini dapat ditemui banyak bangunan vihara atau lebih dikenal sebagai kelenteng atau pekong. Bangunan ini memiliki arsitektur yang khas, didominasi warna merah dan hiasan liong. Bagi yang mau mengunjungi Vihara Tri Dharma Bumi Raya di singkawang kita bisa menggunakan fasilitas yang di sediakan di kota pontianak seperti : Rental Mobil, Taxi, Bus, dll.

awalnya, vihara ini hanyalah pondok sederhana tempat transit orang dari luar Singkawang. Di sekeliling pondok terdapat tempat untuk menambatkan kuda. Baru sekitar tahun 1920, pondok dirobohkan dan dibangun vihara yang lebih permanen. Saat kebakaran besar melanda Kota Singkawang di tahun 1930, vihara ini pun ikut ludes terbakar, namun, tiga tahun kemudian dibangun lagi. Patung Tua Peh Kong dan istrinya yang selamat dari kebakaran, dipasang di vihara baru ini. Di kiri kanan Patung Tua Peh Kong dan istrinya terletak patung Dewa Kok Sing Bong dan On Chi Siu Bong, sedangkan di bagian tengah terdapat patung Budha Gautama.

Pembangunan kembali vihara ini sempat dilarang penguasa Belanda di Singkawang. Konon, penguasa Belanda bersedia memberi izin setelah mendapat mimpi dari Tua Peh Kong. Menurut pendiri Yayasan vihara Tri Dharma Bumi Raya, yang membedakan vihara ini dengan yang lain adalah keberadaan Ru Yi atau simbol kekuasaan dan keberuntungan di tangan kanan patung Tua Peh Kong. Sementara di vihara lain, patung Tua Peh Kong membawa tongkat dengan botol arak.

Setiap Imlek dan Cap Go Meh tiba, vihara  ini ramai didatangi ribuan umat Tri Darma. Mereka tidak hanya datang dari Kota Singkawang, tapi juga dari kota lain di Kalbar dan kota-kota besar Indonesia bahkan dari luar negeri. Sebelum berkeliling kota menjalankan ritual membersihkan kota dari roh jahat, semua tatung atau loya (dukun Tionghoa) dari dalam dan luar Kota Singkawang wajib meminta restu Dewa Bumi Raya di vihara ini. “Ritual tersebut untuk menghindarkan diri dari bahaya, yang kemudian disebut pantang harimau putih oleh warga Tionghoa. Sore hari sebelum Cap Go Meh, para suhu akan datang ke Vihara Tri Dharma Bumi Raya untuk meminta izin,” tutur Alung.

Pengunjung yang ingin bersembahyang biasanya mendaftarkan diri ke petugas dengan menyebutkan nama dan keinginan mereka. Kemudian, petugas akan mengarahkan ke satu tempat untuk bersembahyang. Petugas inilah yang kemudian ‘berdialog’ dengan Dewa. Sambil membakar dupa, pengunjung pun melakukan sembahyang kepada dewa-dewa, memohon keselamatan dan perlindungan dari roh-roh jahat.

Setelah selesai beribadah, pengunjung kemudian keluar ke sisi kanan kuil dengan membawa kertas kuning dan memasukkan ke dalam ruang pembakaran. Ruang pembakaran tersebut berbentuk seperti kuil bertingkat yang menjulang tinggi ke atas.

Di sisi kanan kuil ada taman kecil dengan lukisan kehidupan masyarakat Tionghoa yang menggambarkan keamanan, kedamaian dan kesejahteraan. Pada pagar vihara, terdapat simbol-simbol yang dipercaya membawa kebaikan bagi warga Tionghoa seperti, gambar bunga teratai yang dianggap simbol kesempurnaan, karena bunga ini mampu hidup di tiga alam yang berbeda. Ada juga gambar hewan seperti naga. Sedangkan gambar koin yang dikelilingi kelelawar menggambarkan simbol-simbol kemakmuran.

Rumah Radakng Pontianak

Patut berbangga hati sebagai masyatakat adat Dayak Kalimantan Barat karena kini kita telah memiliki sesuatu yang memang harus kita banggakan sampai kapanpun, sesuatu yang unik, megah, modern tetapi tidak menghilangkan sentuhan adatnya dan sanggat menarik, yang akan menjadi tempat dan asset seni dan kebudayaan masyarakat adat Dayak Kalbar. Rumah Radakng, itulah sebutan yang pantas untuk rumah adat terbesar di Indonesia bahkan di dunia dengan panjang 138 meter dan tinggi 7 meter sekaligus menjadi yang paling megah di Kalimantan, yang terletak di jalan Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak. Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH. mengatakan rumah panjang, long house atau rumah Betang yang dinamakan Rumah Radakng (Radakng merupakan bahasa Dayak Kanayatn dalam Bahasa Indonesia berarti, rumah betang atau rumah panjang) merupakan simbol semangat kekeluargaan, persaudaraan, gotong royong dan kebersamaan masyarakat Dayak.“Sehingga sebagai bagian dari budaya Indonesia, harus dijaga dan dilestarikan,” ujarnya di sela-sela peresmian rumah Radakng sekaligus pembukaan Pekan Gawai Dayak 2013 ke-28,”

Di Kalimantan Barat mulai dari Kota Pontianak dapat kita jumpai replika rumah adat Dayak. Salah satunya berada di jalan Letjen Sutoyo. Walaupun hanya sebuah Imitasi, tetapi rumah Betang ini, cukup aktif dalam menampung aktivitas kaum muda dan sanggar seni Dayak. kemudian jika kita ke Arah Kabupaten Landak, maka kita akan menjumpai sebuah Rumah Betang Dayak di Kampung Sahapm Kec. Pahauman. Kemudian jika kita ke Kabupaten Sanggau, maka kita dapat melihat Rumah Betang di kampung Kopar Kecamatan Parindu, Kemudian selanjutnya jika kita ke kabupaten Sekadau, maka kita dapat melihat rumah betang di Kampung Sungai Antu Hulu, Kecamatan Belitang Hulu, Kemudian di kabupaten Sintang kita Dapat melihat rumah Betang di Desa Ensaid panjang, Kecamatan Kelam, Kemudian Di Kapuas Hulu, Kita juga dapat melihat Masih banyak rumah-rumah betang Dayak yang masih lestari. Bagi wisatawan atau turis yang ingin berkeliling di kota pontianak banyak juga fasilitas yang disediakan seperti : Bus wisata, rental mobil, taxi dll.